Dulu ketika masih kuliah di jogja, saya sering membawa oleh-oleh dari rumah Pamotan berupa sirup kawista. Sirup kawista yang saya bawa itu saya kasihkan ke teman kost/kontrakan dan teman kuliah untuk diminum bareng-bareng. Awalnya teman-teman menganggap sirup kawista ini sama seperti sirup-sirup rasa buah lainnya. Namun, setelah meminumnya mereka baru merasakan bedanya, merasakan sensasinya hehe…koyo iklan iki…
Satu lagi kuliner andalan dari kota Rembang, kali ini berupa minuman sirup kawista, sirup yang berbahan utama dari sari buah kawis. Sirup ini rasanya sangat khas, ada campuran manis dan asamnya serta baunya wangi pokoknya khas kawis deh sehingga ada yang menyebutnya “Kola Jawa” atau Java Cola. Buah kawis memang kalah populer dibandingkan misalnya jeruk atau stroberi yang sudah umum diolah menjadi minuman atau sirup. Tapi bagi warga Rembang, buah kawis merupakan buah yang sangat terkenal dan sudah sejak lama diproduksi menjadi sirup kawista yang segar.
Kalau tidak salah, buah kawis termasuk klasifikasi buah suku jeruk-jerukan (gak ngerti aku nama latine digoleki dewe ya di google atau wiki, ojo males). Ukuran buah kawis yang sudah matang sebesar genggaman tangan orang dewasa, kulit buahnya keras dan berwarna kelabu kecoklatan. Daging buah yang sudah matang warnanya coklat kehitaman. Buah kawis tergolong cukup langka di Indonesia karena pohonnya hanya bisa tumbuh di daerah kering/panas, Rembang salah satunya. Dulu ketika saya masih SD banyak pohon kawis di dekat Balai Desa Pamotan tapi sekarang tinggal satu/dua pohon. Aslinya, rasa buah kawis agak asam, jadi biasanya makannya dicampur dengan gula pasir agar rasanya menjadi agak manis.
Sirup kawista sendiri dibuat dari buah kawista yang dicampur gula dan air, sederhananya seperti itu tapi untuk mendapatkan rasa sirup kawista yang segar dan enak diperlukan proporsi/persentase yang pas dari bahan-bahan yang dicampur atau mungkin ada teknik atau cara tertentu dalam pengolahannya. Saya sendiri tidak mengetahui secara pasti detail-detail pembuatannya, harap maklum ya hehehe…
Di Rembang ada beberapa produsen sirup kawista, tetapi yang paling terkenal adalah sirup kawista cap “Dewa Burung”. Merk ini paling terkenal karena kata orang-orang, rasanya paling enak dan paling khas kawis. Mungkin juga karena merupakan pionir dari pembuat dan penjual sirup kawista di Rembang. Usaha sirup kawista “Dewa Burung” ini sudah berumur 50 tahun lebih dan dijalankan secara turun-temurun oleh sekeluarga Tionghoa. Etnis Tionghoa memang terkenal dengan etos wirausaha atau bisnis di seluruh Indonesia bahkan Dunia. Di Rembang, selain bisnis minuman sirup segar ini, mereka juga mendominasi di bidang lain seperti Batik Lasem, perusahaan bus, toko elektronik dan bahan bangunan. Saya akui salut dengan kecakapan mereka dalam berbisnis dan semoga saya bisa menirunya wkwkwk…
Sirup kawista biasanya dikemas dalam wadah botol kaca seperti yang dipakai botol kecap. Volumenya kalau tidak salah 620 ml. Sekarang ada juga yang diwadahi dalam botol plastik agar lebih praktis dan ringan, tapi menurut saya rasanya menjadi kurang enak. Saya kurang tahu penyebab perbedaan rasa ini, mungkin karena bahan plastik mengandung lebih banyak unsur kimiawi buatan jadi bisa mengubah rasa sirup di dalamnya. Sebotol sirup kawista harganya 18.000 ribu rupiah (terakhir saya beli pasca lebaran tahun lalu/oktober 2010). Masa kadaluarsa sirup kawista cukup lama bisa mencapai setahun. Sirup kawista “Dewa Burung” bisa didapatkan di pusat penjualannya yaitu di Toko “Dewa Burung” pada Jl. Diponegoro Rembang (Taman Kartini masih ke barat). Selain itu, toko-toko lain juga ada yang menjual sirup kawista tetapi harganya lebih tinggi dari yang dijual di toko aslinya ini.
Kembali ke cerita oleh-oleh sirup kawista, Sebotol sirup kawista yang saya kasihkan ke teman-teman kontrakan biasanya kurang dari seminggu pasti sudah habis. Dasar anak kost…sirup kawista dibuat minuman bersama sehabis makan dengan memakai wadah teko. Sirup kawista akan lebih segar diminum jika ditambah es batu, Teman-teman kontrakan saya biasanya juga meminum sirup ini untuk menemani mereka main kartu/pokeran rame-rame…haha. Bahkan penjaga warung burjo depan kontrakan yang sering ikut nongkrong di kontrakan kerap menanyakan mana sirup kawisnya, ketagihan katanya, parah…Kalau saya pulang kampung/mudik ke Rembang, teman-teman pasti selalu mengingatkan, jangan lupa ya sirup kawisnya…hingga sekarang eks teman sekamar saya, anak Purworejo, kalau telpon selalu nanya masih nggak sirup kawistanya..mantap kan.
Sirup Kawista memang telah menjadi oleh-oleh khas Rembang dan terkenal di seluruh Indonesia bahkan hingga luar negeri. Pada bulan puasa dan lebaran biasanya permintaan sirup kawista akan meningkat karena sirup ini juga menjadi pelengkap hidangan di bulan suci dan hari raya. Minuman segar ini juga sering disuguhkan untuk menjamu tamu dan handai taulan yang bersilaturahmi ke rumah.
Selamat menikmati minum sirup kawista ya, Salam Gerbang
Sumber Gambar:
http://1.bp.blogspot.com/_1klQ01hthlQ/TJroTUX3L9I/AAAAAAAAAUY/ffD2WJ5PXHI/s320/Kawis+1.jpg
http://4.bp.blogspot.com/_1klQ01hthlQ/TJroD3ZoCfI/AAAAAAAAAUQ/YiAImYoC-Mw/s1600/sirup+kawis.jpg
wuih enak nih,,,,, brp harganya?
bener enak sekali hehe…harganya 18ribu per botol 😎
kunjungan pertama di gerbang langsung tertarik sama sirup kawis…
slurrrp!!! waah yang di gelas ada esnya tu menggoda
bravo Rembang!
bisa beli dimana ? apakahbisa dapakan alamat dan no telp dewa burung.
saya tinggal di Jakarta.
tks.
salam,
HP
kalo di Jakarta, saya kurang tahu pak. kalo kontak toko Rembang (0295) 691042