Sebagai orang Rembang mestinya kita berbangga diri, salah satu yang bisa kita banggakan adalah ternyata daratan kota Rembang itu sudah ada bahkan sebelum pulau jawa terbentuk seperti sekarang ini. Wilayah Rembang sudah ada sebelum munculnya dataran wilayah Kediri, Jombang, Tuban, Surabaya, Lamongan, Gresik, Pasuruan, Probolinggo, dan beberapa lainnya. Saya sendiri mengetahui informasi ini dari sebuah buku fotokopian dari paman ibu saya. Buku tersebut ditulis menggunakan bahasa jawa, tapi menggunakan aksara latin, bukan aksara jawa. Buku tersebut mengisahkan tentang Wong Kanung, yaitu leluhur orang jawa sekitar Rembang (menurut buku tersebut).
Dikatakan bahwa orang jawa itu berasal dari Brunei, yang pada saat itu sedang dilanda wabah penyakit yang disebarkan oleh makhluk halus, maklum, jaman dahulu kegelapan masih menyelimuti bumi ini. Orang orang dari Brunei itu sendiri sejatinya dari tanah Yunan, sebuah daratan di China, yang mengungsi ke Brunei, kemudian mengungsi lagi ke Kalimantan, hingga terdampar di Jawa. Mereka mendarat di Pandangan. Di buku tersebut dijelaskan juga asal usul nama Pandangan, Lasem, dan lainya, termasuk mengisahkan tentang gunung Argo puro, dan yang menarik adalah juga Embung Lodan. Ternyata, embung Lodan itu sudah muncul pada jaman Bahoela.
Buku tersebut juga menceritakan bahwa sebelumnya, pulau jawa itu terdiri dari beberapa pulau yang di pulau tersebut terdapat gunung gunung yang sangat besar yang kemudian meledak dan menyatukan pulau jawa. Buku tersebut juga dilengkapi dengan peta Jawa DWIPA. Jawa Dwipa merupakan gabungan nama DWI dan PA. Dwi berarti “dua” dan Pa adalah “Pa” aksara jawa. Berarti ada “pa” berjumlah dua. “Pa” itu sendiri berasal dari “Purwa” dan “Pegon”. Keduanya diawali dengan aksara “Pa” makanya disebut Dwipa. Wilayah Purwa adalah mulai jawa tengah hingga jawa barat, sedangkan Pegon adalah sekitar malang hingga banyuwangi. Kota kota di perbatasan jawa tengah dan jawa timur belum ada. Kota seperti Tuban, kediri, jombang, dan lainnya baru terbentuk setelah pegunungan Kendeng meletus dan lavanya mengalir membanjiri lautan hingga tergabunglahlah pulau pulau tersebut menjadi pulau jawa. Berdasarkan peta, wilayah Kudus dan Rembang sudah ada, namun wilayah Pati, dan Tuban belum ada. Buku tersebut juga menceritakan sejarah beberapa kerajaan hindu dan islam di jawa meliputi majapahit dan lainnya. Lihat Peta Jawa DWIPA berikut ini:
Jika anda lihat dengan detil, dipeta juga dicantumkan lokasi Embung Lodan. Dibuku tersebut diceritakan bahwa di embung Lodan terdapat ikan ikan laut yang terjebak di embung lodan karena aliran lava dari gunung Kendeng. Saya kemudian mulai membenarkan penceritaan buku tersebut pasalnya saya sering menjumpai ikat cucut (ikan dengan mulut panjang seperti pisau) yang hidup di sungai sungai di daerah sedan dan lodan. Barangkali, fakta tersebut membantu menjelaskan kebenaran kisah buku tersebut.
Buku tersebut diterbitkan oleh sebuah perguruan di Lasem. Berdasarkan redaksinya, buku tersebut diambil dari kitab Braja Santi (mohon koreksi jika ada kesalahan). Ada banyak sebenarnya yang hendak saya ceritakan dari buku tersebut. Namun, terlalu banyak untuk sebuah postingan blog. Awalnya, saya pikir buku ini memang langka, dan dengan beberapa sentuhan sastra dan kreativitas, buku tersebut bisa ditulis menjadi kisah yang panjang dan menjadi buku tebal. Ternyata, sudah ada orang yang menulis ulang isi buku tersebut ke blognya http://alangalangkumitir.wordpress.com . Namun sayang, di blog tersebut hanya menambahkan satu gambar saja yaitu peta pulau jawa. Sebenarnya ada dua peta yaitu pulau jawa dan alur perjalanan leluhur orang Rembang.
Tulisan ini sama sekali tidak berbau teknology, seolah tidak sejalan dengan hiruk pikuk dunia maya. Namun demikian, kecintaan terhadap sejarah daerah kita dapat menumbuhkan cinta terhadap daerah asal kita Rembang untuk dapat maju dibidang apapun.
Salam, Aliv Faizal Muhammad
Yang benar, wilayah Kabupaen Pati waktu itu sudah ada (lihat peta dengan lebih cermat). Waktu itu Kabupaten Pati terletak di Pulau Muria bersama dengan Kudus dan Jepara. Kota Pati dan wilayah Pati bagian utara (Gembong, Tlogowungu, Wedarijaksa, Trangkil hingga Tayu)saat itu terletak di bagian timur Pulau Muria. Yang belum ada waktu itu adalah wilayah Pati timur (Juwana, Batangan, Jaken dan Jakenan) dan Pati selatan kecuali
Sukolilo (Kayen, Gabus, Winong, Pucakwangi dan Tambakromo).
mas sy bisa liat buku itu? bisakah kita ketemu? sy orang pandangan dan saya lagi asik didunia ekososiocultur.
Buku saya ada di rumah saya di Pandangan. Tapi, sudah ada yang menulisnya ke blog. Bisa dibaca online di: http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/sejarah-kawitane-wong-jawa-lan-wong-kanung/